1. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu
Dasar-Dasar
Perilaku Individu
Semua perilaku
individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya.
Berlandaskan ilmu perilaku, setiap individu memiliki keragaman dalam skala
sikap dan perilaku (individual behavior),
di mana terdapat beberapa variabel tingkat individual yang menggambarkan
perbedaan itu, antara lain karakteristik biografis, kemampuan, dan
pembelajaran.
A. karakteristik
biografis
Karakteristik
biografis merupakan informasi data yang ada di dalam arsip pribadi individual
itu sendiri, contohnya adalah usia, gender, ras, dan masa jabatan kerja
seseorang dalam suatu perusahaan.
B. kemampuan
Kemampuan (ability) adalah kapasitas seorang
individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah
sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat di lakukan seseorang. Kemampuan
keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor
: intelektual dan fisik.
1. kemampuan
intelektual
Kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang dibuthkan untuk melakukan berbagai aktivitas
mental – berfikir, menalar, dan memecahkan masalah. Sebagai contoh,tes intelligence quotient (IQ) yang dirancang untuk memastikan kemampuan
intelektual umum seseorang.
2. kemampuan
fisik
Kemampuan fisik
lebih mementingkan ketrampilan seseorang agar dapat digunakan untuk tujuan yang
ingin di capai, contohnya, pekerjaan-pekerjaan yang menuntut stamina,
ketangkasan fisik, kekuatan kaki, atau bakat-bakat serupa yang membutuhkan
manajemen untuk mengidentifikasi kemampuan fisik seseorang.
C.
pembelajaran
Pembelajaran
adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman.contohnya pembelajaran individu untuk menjadi individu
yang lebih dewasa.
2. Teori dan Prinsip Motivasi
Motivasi
merupakan sebuah proses acuan dalam diri yang bertujuan untuk mencapai suatu
tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa teori motivasi dan hasil riset yang
berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan ntara perilaku dan hasilnya.
kita dapat mengelompokan teori motivasi dalam dua kategori,yaitu teori kepuasan
; yang memusatkan pada factor-faktor dalam
diri orang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Dan teori proses
; yang menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu di kuatkan ,
diarahkan , di dukung , dan di hentikan.
A. teori
kepuasan
Teori teori
penting tentang kepuasan, yaitu Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham
Maslow,dan Teori Dua Faktor dari
federick Hezberg.
1.
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Inti dari teori
maslow adalah bahwa kebutuhan itu tesusun dalam bentuk hierarki. Tingkat
kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat yang
tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri (self
actualization needs).
Prinsip teori
Maslow ialah :
·
Kebutuhan fisiologis :
merupakan kebutuhan akan makan, minum, dan mendapat tempat tinggal.
·
Kebutuhan keselamatan
dan keamanan
·
Kebutuhan rasa memiliki
cinta : yaitu kebutuhan akan teman,mencintai dan di cintai.
·
Kebutuhan akan
penghargaan : yaitu kebutuhan akan penghargaan diri sendiri dan dari orang
lain.
·
Kebutuhan akan
realisasi diri : yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan
penggunaan kemampuan maksimum.
Teori Maslow
mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih cocok
(fisiologis) sebelum memenuhi kebutuhan tertinggi (realisasi diri).
2.
Teori Dua Faktor (Hezberg)
Hezberg
mengembangkan Teori Dua Faktor tentang motivasi, di mana factor yang membuat
orang merasa puas dan yang membuat tidak puas. Penelitian Hezberg melahirkan
dua kesimpulan mengenai teori tersebut. Pertama ada serangkaian kondisi
ekstrinsik,dimana keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas di antara
para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak perlu memotivasi
karyawan. Sebaliknya, apabila keadaan pekerjaan cukup baik,keadaan ini dapat
membentuk kepuasan bagi karyawan.
Prinsip teori
Hezberg :
·
Memperoleh upah minimum
·
Memperoleh keamanan
kerja
·
Menjalankan prosedur
perusahaan
B. teori
proses motivasi
Teori-teori
proses motivasi antara lain, Teori X dan Y dari McGregor, Teori Keadilan, dan
Teori Pengharapan. Teori-teori ini banyak di gunakan para ahli manajemen untuk
mendorong para manajer menggunakannya di dalam praktik bidang manajemen.
1.
Teori X dan Y (McGregor)
Teori
X
Douglas
menyatakan bahwa ada dua sifat yang utama dari manusia, yang di sebut negative
adalah Teori X dan yang moderat adalah teori Y.
Prinsipnya :
·
Karyawan pada dasarnya
tidak suka bekerja dan harus dipaksa. Bila memungkinkan, ia akan menghindari
pekerjaan itu.
·
Karna karyawan tidak
suka bekerja dan di paksa, di kendalikan, serta di beri sanksi yang keras untuk
dapat menyelesaaikan tugasnya.
·
Karyawan akan
menghindar dari tanggung jawab, akan diterima apabila ada paksaan.
·
Karyawan mengharapkan
keamanan penuh.
Teori
Y
Teori Y lebih
moderat yang di dasari atas pendapat bagaimana orang-orang itu harus bekerja
didalam lingkungan pekerjaannya, teori Y disebut keterpaduan tujuan individu
dan organisasi,yang berdasarkan pada prinsip berikut ;
·
Kegiatan usaha fisik
dan mental dalam pekerjaan adalah bersifat alamiah, baik dalam waktu bekerja
maupun dalam waaktu istirahat. Manusia sebenarnya tidak termasuk orang yang
suka bekerja (orang suka bekerja). Hal demikian tergantung pada situasi
pengendaliannya sebab kemungkinan bekerja adalah sumber pemuasan, yang akan
dilaksanakan dengan sukarela atau mungkin sebagai sumber hukuman atau sanksi,
yang mungkin akan berusaha untuk menghindarinya.
2.
Teori keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan
menguraikan bahwa setiap individu di dalam melaksanakan pekerjaannya selalu
membandingkan antara input tugas dan hasil,beserta yang lainnya di dalam
pertanggung jawabannya, serta berusaha mengatasi ketidakseimbangan beban
tugasnya. Prinsipnya :
·
Perbandingan dari dalam
dirinya (self inside)
·
Perbandingan dari luar
dirinya (self outside)
·
Perbandingan lain dari
dalam.
3.
Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
Teori
pengharapan merupakan tendensi kekuatan untuk
melakukan sesuatu dengan kebebasan menjadi suatu penciptaan kekuatan
pengharapan untuk mendapatkan hasil yang menarik bagi penghasilan individu.
Prinsipnya :
·
Usaha (Effort),
hubungannya dengan performa (Performance)
·
Performa (Performance),
hubungannya dengan harapan (Expentasi)
·
Pengharapan
(Expentasi), hubungannya dengan sasaran seseorang (Goal’s)
3. Penerapan Motivasi dalam Organisasi
Motivasi
merupakan sebuah proses acuan dalam diri yang bertujuan untuk mencapai suatu
tujuan yang ingin dicapai dalam ruang lingkup organisasi.
Motivasi dalam
organisasi berlandaskan atas tiga buah elemen dasar, yaitu terdiri dari Intensitas, Arah dan ketekunan.
Dalam hubungan
antara Motivasi dan Intensitas, terkait dengan seberapa sering individu
berkontribusi melakukan suatu pekerjaan dalam sebuah organisasi. Namun elemen
Intensitas pun memiliki hubungan dengan Elemen Arah yang bilamana Intensitas
suatu pekerjaan itu baik maka akan menghasilkan suatu arah atau tujuan utama
pencapaian yang jelas. Sedangkan Elemen Ketekunan berpengaruh pada pola kinerja
seseorang tersebut sehingga menghasilkan cara kerja yang efektif. Sehingga
ketiga Elemen ini saling mempunyai kaitan penting dalam penerapan motivasi
didalam organisasi.
4. Imbalan, Hukuman, dan Disiplin.
Imbalan adalah
suatu keseluruhan balas jasa yang didapat atas kinerja seseorang dalam bentuk
uang atau lainnya. Imbalan terbagi atas 2 jenis yaitu Imbalan Ekstrinsik dan
Imbalan Intrinsik.
A.
Imbalan Ekstrinsik, ialah Imbalan atas pekerjaan itu sendiri yang mencakup
uang, prestasi, dan rasa hormat, contohnya bisa berupa pemberian gaji / upah
karyawan.
B.
Imbalan Intrinsik, ialah Imbalan yang
diperoleh dari suatu pekerjaan itu sendiri, imbalan tersebut mencakup rasa
penyelesaian, dan prestasi, contohnya adalah kenaikan jabatan apabila seseorang
melakukan pekerjaan dengan baik dan maksimal.
Hukuman ialah
pemberian suatu kejadian yang tidak disukai atau proses menghapus suatu
kejadian negative agar dapat memberi efek jera bagi pelaku kejadian negative
tersebut.
Disiplin adalah
suatu sikap yang memiliki konsekuensi apabila diabaikan akan menerima hukuman
atau sanksi.
5. Tekanan Individu (stress)
Stress adalah
tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi,
pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
·
SINDROM PENYESUAIAN
UMUM
(The
General Adaptation Syndrome / GAS)
Selye
mengkonseptualisasi tanggapan psikofisiologis terhadat stress. Ia menganggap
stres adalah suatu tanggapan nonspesifik terhadap setiap tuntutan, yang dibuat
pada satu organisme dan di namakan reaksi pertahanan. Selye menyebut reaksi pertahanan
umum karna penyebab stress berdampak pada berbagai bagian badan, tiga fase
tersebut adalah sinyal (alarm), perlawanan (resistance), dan keletihan
(exhaustion).
a. Tahap sinyal
Tahap sinyal
adalah mobilisasi awal dengan mana badan menemui tantangan yang diberikan oleh
penyebab stres, ketika penyebab stress di temukan otak mengirimkan suatu pesan
biokimia kepada semua system tubuh, pernafasan meningkat, tekanan darah naik,
ketegangan otot naik dan seterusnya.
b. Perlawanan
(resistance)
Jika penyebab
stres terus aktif, GAS beralih ketahap perlawanan (resistance), tanda-tanda
masuknya tahap perlawanan termasuk keletihan, ketakutan, dan ketegangan.
Perlawanan terhadap penyebab stres lainnya mungkin rendah, seseorang hanya
memiliki energy terbatas, konsentrasi, dan kemampuan untuk menahan
penyebab-penyebab stress. Biasanya individu akan lebih sering mudah sakit
selama periode stress berlangsung.
c. keletihan
(exhaustion)
Tahap terakhir
GAS adalah keletihan, penghadapan pada penyeba stress yang sama dalam jangka
panjang dan terus menerus mungkun akhirnya menaikan penggunaan energy,
penyesuaian yang bisa di pakai dan
system menyerang penyebab stress menjadi letih.
·
Dampak dari stress
seorang individu sering di jumpai di dalam lingkungan pekerjaan dan di luar
lingkungan pekerjaan.
1. Stressor
On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
·
Beban Kerja Berlebihan
(overload)
·
Desakan waktu
(deadline)
·
Frustasi / putus asa
·
Konflik antar pribadi
atau kelompok
·
Perbedaan nilai
individu dan organisasi
2. Stress
Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
·
Krisis keuangan pribadi
·
Permasalahan-permasalahan
tentang anak
·
Permasalahan-permasalahan
tentang fisik
·
Permasalahan-permasalahan
dalam perkawinan.
Daftar Pustaka
1. Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge, perilaku organisasi,
salemba empat, edisi 12.
2. Manahan P. Tampubolon, Perilaku Organisasi, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
3. Gibson, Organisasi Perilaku. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar