Rabu, 08 April 2015

Materi Perilaku Organisasi Kelompok 2

1. Variabel yang mempengaruhi perilaku individu
Dasar-Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya. Berlandaskan ilmu perilaku, setiap individu memiliki keragaman dalam skala sikap dan perilaku (individual behavior), di mana terdapat beberapa variabel tingkat individual yang menggambarkan perbedaan itu, antara lain karakteristik biografis, kemampuan, dan pembelajaran.
A. karakteristik biografis
Karakteristik biografis merupakan informasi data yang ada di dalam arsip pribadi individual itu sendiri, contohnya adalah usia, gender, ras, dan masa jabatan kerja seseorang dalam suatu perusahaan.
B. kemampuan
Kemampuan (ability) adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat di lakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok  faktor  : intelektual dan fisik.
1. kemampuan intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibuthkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental – berfikir, menalar, dan memecahkan masalah. Sebagai contoh,tes intelligence quotient (IQ)  yang dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang.
2. kemampuan fisik
Kemampuan fisik lebih mementingkan ketrampilan seseorang agar dapat digunakan untuk tujuan yang ingin di capai, contohnya, pekerjaan-pekerjaan yang menuntut stamina, ketangkasan fisik, kekuatan kaki, atau bakat-bakat serupa yang membutuhkan manajemen untuk mengidentifikasi kemampuan fisik seseorang.

C. pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.contohnya pembelajaran individu untuk menjadi individu yang lebih dewasa.

2. Teori dan Prinsip Motivasi
Motivasi merupakan sebuah proses acuan dalam diri yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Ada beberapa teori motivasi dan hasil riset yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan ntara perilaku dan hasilnya. kita dapat mengelompokan teori motivasi dalam dua kategori,yaitu teori kepuasan ; yang memusatkan pada factor-faktor dalam
diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku. Dan teori proses ; yang menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu di kuatkan , diarahkan , di dukung , dan di hentikan.
A. teori kepuasan
Teori teori penting tentang kepuasan, yaitu Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow,dan  Teori Dua Faktor dari federick Hezberg.
1. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Inti dari teori maslow adalah bahwa kebutuhan itu tesusun dalam bentuk hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri (self actualization needs).
Prinsip teori Maslow ialah :
·         Kebutuhan fisiologis : merupakan kebutuhan akan makan, minum, dan mendapat tempat tinggal.
·         Kebutuhan keselamatan dan keamanan
·         Kebutuhan rasa memiliki cinta : yaitu kebutuhan akan teman,mencintai dan di cintai.
·         Kebutuhan akan penghargaan : yaitu kebutuhan akan penghargaan diri sendiri dan dari orang lain.
·         Kebutuhan akan realisasi diri : yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih cocok (fisiologis) sebelum memenuhi kebutuhan tertinggi (realisasi diri).
2. Teori Dua Faktor (Hezberg)
Hezberg mengembangkan Teori Dua Faktor tentang motivasi, di mana factor yang membuat orang merasa puas dan yang membuat tidak puas. Penelitian Hezberg melahirkan dua kesimpulan mengenai teori tersebut. Pertama ada serangkaian kondisi ekstrinsik,dimana keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas di antara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak perlu memotivasi karyawan. Sebaliknya, apabila keadaan pekerjaan cukup baik,keadaan ini dapat membentuk kepuasan bagi karyawan.
Prinsip teori Hezberg :
·         Memperoleh upah minimum
·         Memperoleh keamanan kerja
·         Menjalankan prosedur perusahaan
B. teori proses motivasi
Teori-teori proses motivasi antara lain, Teori X dan Y dari McGregor, Teori Keadilan, dan Teori Pengharapan. Teori-teori ini banyak di gunakan para ahli manajemen untuk mendorong para manajer menggunakannya di dalam praktik bidang manajemen.
1. Teori X dan Y (McGregor)
Teori X
Douglas menyatakan bahwa ada dua sifat yang utama dari manusia, yang di sebut negative adalah Teori X dan yang moderat adalah teori Y.


Prinsipnya :
·         Karyawan pada dasarnya tidak suka bekerja dan harus dipaksa. Bila memungkinkan, ia akan menghindari pekerjaan itu.
·         Karna karyawan tidak suka bekerja dan di paksa, di kendalikan, serta di beri sanksi yang keras untuk dapat menyelesaaikan tugasnya.
·         Karyawan akan menghindar dari tanggung jawab, akan diterima apabila ada paksaan.
·         Karyawan mengharapkan keamanan penuh.
Teori Y
Teori Y lebih moderat yang di dasari atas pendapat bagaimana orang-orang itu harus bekerja didalam lingkungan pekerjaannya, teori Y disebut keterpaduan tujuan individu dan organisasi,yang berdasarkan pada prinsip berikut ;
·         Kegiatan usaha fisik dan mental dalam pekerjaan adalah bersifat alamiah, baik dalam waktu bekerja maupun dalam waaktu istirahat. Manusia sebenarnya tidak termasuk orang yang suka bekerja (orang suka bekerja). Hal demikian tergantung pada situasi pengendaliannya sebab kemungkinan bekerja adalah sumber pemuasan, yang akan dilaksanakan dengan sukarela atau mungkin sebagai sumber hukuman atau sanksi, yang mungkin akan berusaha untuk menghindarinya.
2. Teori keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan menguraikan bahwa setiap individu di dalam melaksanakan pekerjaannya selalu membandingkan antara input tugas dan hasil,beserta yang lainnya di dalam pertanggung jawabannya, serta berusaha mengatasi ketidakseimbangan beban tugasnya. Prinsipnya :
·         Perbandingan dari dalam dirinya (self inside)
·         Perbandingan dari luar dirinya (self outside)
·         Perbandingan lain dari dalam.



3. Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
Teori pengharapan merupakan tendensi kekuatan untuk  melakukan sesuatu dengan kebebasan menjadi suatu penciptaan kekuatan pengharapan untuk mendapatkan hasil yang menarik bagi penghasilan individu.
Prinsipnya :
·         Usaha (Effort), hubungannya dengan performa (Performance)
·         Performa (Performance), hubungannya dengan harapan (Expentasi)
·         Pengharapan (Expentasi), hubungannya dengan sasaran seseorang (Goal’s)
3. Penerapan Motivasi dalam Organisasi
Motivasi merupakan sebuah proses acuan dalam diri yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai dalam ruang lingkup organisasi.
Motivasi dalam organisasi berlandaskan atas tiga buah elemen dasar, yaitu terdiri dari  Intensitas, Arah dan ketekunan.
Dalam hubungan antara Motivasi dan Intensitas, terkait dengan seberapa sering individu berkontribusi melakukan suatu pekerjaan dalam sebuah organisasi. Namun elemen Intensitas pun memiliki hubungan dengan Elemen Arah yang bilamana Intensitas suatu pekerjaan itu baik maka akan menghasilkan suatu arah atau tujuan utama pencapaian yang jelas. Sedangkan Elemen Ketekunan berpengaruh pada pola kinerja seseorang tersebut sehingga menghasilkan cara kerja yang efektif. Sehingga ketiga Elemen ini saling mempunyai kaitan penting dalam penerapan motivasi didalam organisasi.


4. Imbalan, Hukuman, dan Disiplin.
Imbalan adalah suatu keseluruhan balas jasa yang didapat atas kinerja seseorang dalam bentuk uang atau lainnya. Imbalan terbagi atas 2 jenis yaitu Imbalan Ekstrinsik dan Imbalan Intrinsik.
            A. Imbalan Ekstrinsik, ialah Imbalan atas pekerjaan itu sendiri yang mencakup uang, prestasi, dan rasa hormat, contohnya bisa berupa pemberian gaji / upah karyawan.
            B. Imbalan Intrinsik, ialah Imbalan yang diperoleh dari suatu pekerjaan itu sendiri, imbalan tersebut mencakup rasa penyelesaian, dan prestasi, contohnya adalah kenaikan jabatan apabila seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan maksimal.
Hukuman ialah pemberian suatu kejadian yang tidak disukai atau proses menghapus suatu kejadian negative agar dapat memberi efek jera bagi pelaku kejadian negative tersebut.
Disiplin adalah suatu sikap yang memiliki konsekuensi apabila diabaikan akan menerima hukuman atau sanksi.
5. Tekanan Individu (stress)
Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
·         SINDROM PENYESUAIAN UMUM
(The General Adaptation Syndrome / GAS)
Selye mengkonseptualisasi tanggapan psikofisiologis terhadat stress. Ia menganggap stres adalah suatu tanggapan nonspesifik terhadap setiap tuntutan, yang dibuat pada satu organisme dan di namakan reaksi pertahanan. Selye menyebut reaksi pertahanan umum karna penyebab stress berdampak pada berbagai bagian badan, tiga fase tersebut adalah sinyal (alarm), perlawanan (resistance), dan keletihan (exhaustion).
a. Tahap sinyal
Tahap sinyal adalah mobilisasi awal dengan mana badan menemui tantangan yang diberikan oleh penyebab stres, ketika penyebab stress di temukan otak mengirimkan suatu pesan biokimia kepada semua system tubuh, pernafasan meningkat, tekanan darah naik, ketegangan otot naik dan seterusnya.
b. Perlawanan (resistance)
Jika penyebab stres terus aktif, GAS beralih ketahap perlawanan (resistance), tanda-tanda masuknya tahap perlawanan termasuk keletihan, ketakutan, dan ketegangan. Perlawanan terhadap penyebab stres lainnya mungkin rendah, seseorang hanya memiliki energy terbatas, konsentrasi, dan kemampuan untuk menahan penyebab-penyebab stress. Biasanya individu akan lebih sering mudah sakit selama periode stress berlangsung.
c. keletihan (exhaustion)
Tahap terakhir GAS adalah keletihan, penghadapan pada penyeba stress yang sama dalam jangka panjang dan terus menerus mungkun akhirnya menaikan penggunaan energy, penyesuaian yang bisa di pakai  dan system menyerang penyebab stress menjadi letih.
·         Dampak dari stress seorang individu sering di jumpai di dalam lingkungan pekerjaan dan di luar lingkungan pekerjaan.
1.      Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
·         Beban Kerja Berlebihan (overload)
·         Desakan waktu (deadline)
·         Frustasi / putus asa
·         Konflik antar pribadi atau kelompok
·         Perbedaan nilai individu dan organisasi
2.      Stress Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
·         Krisis keuangan pribadi
·         Permasalahan-permasalahan tentang anak
·         Permasalahan-permasalahan tentang fisik
·         Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan.













Daftar Pustaka
1. Stephen P. Robbins – Timothy A. Judge, perilaku organisasi, salemba empat, edisi 12.
2. Manahan P. Tampubolon, Perilaku Organisasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
3. Gibson, Organisasi Perilaku. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar